Rabu, 25 Agustus 2010

My Beautiful Rose

Suasana café malam ini tidak begitu ramai. Terlihat beberapa bangku yang kosong. Tapi malam ini terasa cukup nyaman, dengan iringan live music yang membawakan lagu-lagu jazz romantic. Rasa- rasanya sangat tepat jika ku utarakan maksudku padanya malam ini. Aku mengambil tempat paling pojok di café itu, yang sudah sebelumnya ku pesan.
Beberapa kali ku lirik arlojiku melihat waktu yang sudah sepuluh menit berlalu dari janji yang kami sepakati tujuh lewat sepuluh. Tak biasanya dia terlambat jika sudah membuat janji. Beberapa lagu jazz yang tenang terus beralun.
Dari kejauhan kulihat seorang wanita cantik, menggunakan dress berwarna merah gelap, dan rambutnya terurai indah. Ya itu wanita yang ku tunggu-tunggu sedari tadi. Cantik sekali dia malam ini. Ku lambaikan tangan agar dia bisa menemukan tempat special yang sudah ku tempati. Wanita cantik itu menghampiriku, dan berjalan begitu anggun.
“Hai, lama sekali kau datang.” Sapaku sambil menarik tangannya dan mencium permukaan tangan indah itu. “I’m sorry honey, ada beberapa hal yang harus ku urus terlebih dahulu.” Katanya sambil meletakan badannya di bangku. Kami duduk berhadapan.
“Kamu mau makan apa sayang?” tanyaku lembut. “Terserah kamu.” Godanya sambil menyentuh daguku. Selalu seperti itu sentuhan-sentuhan lebutnya sangat membuatku tersentuh. Ku angkat tanganku agar waiters memberikan menunya kepadaku. Setelah ku pesan beberapa makanan, waiters mengambil menunya dan segera membuatkan pesanan kami.
“Lain kali ajak aku makan di kaki lima aja, honey. Lebih bebas dan gak perlu sok anggung kaya gini.” Aku hanya tersenyum mendengarnya. Memang lucu sekali wanita di depanku ini. Dia sangat cantik dan anggun, tidak usah dibuat-buat pun dia sudah sangat anggun. Tapi dia paling risih jika aku mengajaknya makan malam di café mewah seperti ini.
“Ok, besok kita makan di pecel lele langganan kita..” kataku sambil terus tersenyum melihat tingkah wanita di hadapanku ini. Setelah menunggu akhirnya pesanan kami datang.
“Trimakasih.” Katanya ramah kepada waiters yang membawakan pesanan kami.
Wanita ini memang sangat ramah kepada setiap orang. Bahagianya aku bisa memilikinya. Saatnya makan, selalu seperti ini. Dia tidak mau berbicara banyak saat makan. Seakan- akan sedang berkonsentrasi dengan makanannya. Aku pun mengerti. Ku lihat semakin malam café ini semakin ramai. Beberapa pasangan yang sangat serasi kulihat memasuki pintu café tempat kami makan malam ini.
Setelah kulihat makanan dipiringnya hampir habis, barulah ku mulai pembicaraan.
“Bagaimana dengan baju yang akan kita gunakan saat resepsi nanti, kamu sudah melihatnya?”
“Belum, rencananya sabtu ini. Kita pergi berduakan?”
“Iyalah honey..” kecupku mendarat di pipinya yang halus.
“Sebentar ya, aku kebelakang sebentar.” Kataku.
Aku menuju kearah live music yang ada di depan. Ku utarakan maksudku kepada mereka. Ternyata mereka mengizinkannya. Aku meminta mereka menyanyikan lagu Endless Love.
My love there’s only you in my life.. lagu itu mulai melantunkan nada-nadanya. Ku tarik nafas panjang, lalu aku mulai naik ke atas panggung dan memegang microphone. Terlihat ekspresi kaget dari wanitaku itu.
“Selamat malam semuanya. Malam ini, saya ingin mengungkapkan secara umum kepada semuanya. Karna saya ingin semua orang tahu betapa bahagianya saya saat ini. 2 bulan lagi saya akan menikah.”
“Wuihhh..!!” terdengar suara para pengunjung café itu memberi dukungan kepada saya
Lanjutku . “Saya sangat berntung karna, wanita cantik yang duduk di meja itu yang akan menjadi pendamping hidupku.” Tunjukku kearah wanitaku yang sangat cantik itu. Tak ayal semua mata tertuju padanya. Smentara lagu tetap beralun.
I know I founded you my Endless love..
Oh yess you be the only one..
“Nona cantik boleh naik keatas panggung?” ajakku padanya. Dengan tersipu dia menuju ke atas panggung itu dan berdiri disampingku. Langsung ku genggam tangannya, dank u berlutut di hadapannya. Sementara lagu request-an ku yang ke dua sudah di alunkan The Rose.
“Aku memang sudah melamarmu waktu itu. Tapi saat ini aku mau semua orang tahu, betapa aku sangat mencintaimu. Aku mau menghabiska sisa hidupku bersamamu. Aku mau setiap pagi orang yang pertama kulihat adalah kamu. So, will you marry me?”
Wanita itu mendekap mulutnya dengan tangannya, menahan haru yang terpancar dari sorotan matanya. Lalu dengan mantap dia mengangguk tanda setuju. Di sertai tepuk tangan dan sorak dari para pengunjung café itu. Kuminta untuk memutar sekali lagi lagu The Rose. Ku tarik tangan wanitaku dan ku bawa dia ke lantai dansa. Ku lingkarkan tanganku di pinggangnya. Ku dekatkan bibirku ke arah telinganya dan berbisk. “I love you honey.”

When the night has been too lonely
and the road has been too long..
The love is only for the lucky and the strong.
Just remember in the winter
Far beneath the bitter snow
Lies the seed that with the suns love
In the spring become the rose..